Dalam Encarta Dictionary 2006 DVD, kamu bakal nemuin istilah gothic ini dalam beberapa sisi. Pertama, gothic sebagai gaya arsitektur bangunan yang muncul di abad pertengahan. Gaya ini berkembang di Eropa Barat antara abad ke-12 dan ke-15 yang dicirikan dengan bangunan berbentuk lancip menyerupai mata panah, dinding penopang yang mengambang dan langit-langit yang tinggi dan berbentuk kurva. Biasanya banyak ditemui di gereja-gereja katederal.
Kedua, sebagai gaya seni abad pertengahan. Maksudnya semua seni diidentifikasi atau diusahakan mengadopsi gaya abad pertengahan termasuk didalamnya; gaya musik, lukis, dan pahat yang banyak dilakukan orang pada abad ke-12 dan ke-15.
Ketiga, sesuatu yang disandarkan pada karakter abad pertengahan yang udah disebutkan di atas. Pada pengertian yang ketiga ini, gothic menjadi semacam simbol atau identitas yang disandarkan sama abad pertengahan.
Keempat, istilah untuk menyebut genre fiksi yang menakutkan. Sebuah genre fiksi yang dicirikan dengan kesuraman, kemurungan dan kegelapan. Atau sering juga dengan alur cerita yang aneh atau sesuatu yang luar biasa plot yang memaparkan tentang kesendirian yang mencekam, seperti reruntuhan kastil atau bangunan lainnya. Selintas, penggambaran di film mungkin mirip horor seperti Count Draculla, Van Helsing, The Crow, Frankenstein, de-es-be.
Kelima, segala sesuatu yang berhubungan dengan semua karakteristik di atas, baik bahasa ataupun budaya.
Masalahnya adalah, ketika gothic muncul sebagai sebuah subkebudayaan pada masyarakat modern dan banyak berkembang di usia remaja kayak kamu, yang kemudian banyak muncul adalah bukan dalam bentuk apresiasi sama gaya-gaya arsitektur abad pertengahan yang indah itu, tapi lebih banyak muncul dalam pengertian yang keempat. Gambaran tentang kesuraman, kemurungan, kegelapan, kesendirian dan hal-hal lain yang mencekam. Makanya nggak usah heran kalo kelompok musik yang bergaya gothic ini biasanya lebih banyak mengedepankan suasana-suasana semacam ini. Itu bisa kamu lihat dalam tema-tema lagu, gaya berpakaian, de-es-be.
Supaya lebih jelas, beberapa ciri gaya fesyen gothic antara lain; segala sesuatu yang berwarna hitam atau gelap, aksesoris berbahan perak, wajah yang dimake-up dengan pucat yang melambangkan jiwa yang nggak pernah mati (kayak vampire), rambut yang dicat hitam atau ngejreng banget; pirang, merah, ungu atau warna-warna ngejreng lainnya, make-up yang dominan hitam-putih (dengan dasar putih pucat dengan celak, alis dan lipstick hitam, alis tipis yang dicukur kemudian dilukis, menggunakan fesyen dengan bahan kulit, latex, karet, vinyl atau korset yang ketat, jubah, kalung yang mencekik, simbol ankh (simbol bangsa Mesir yang melambangkan hidup abadi), dan simbol-simbol keabadian lain, rantai (yang digunakan pada sabuk, kalung dan lain-lain, tato, tindik, sepatu berhak tinggi, dan ciri lainnya. Gampangnya, kamu bisa melihat Eric Draven (karakter dalam The Crow)—dengan muka pucat dengan garis vertikal yang memotong mata, lipstick hitam; atau Marlyn Manson dengan penampilan yang hampir sama.
Kalo dilihat dari gaya hidup atau lifestyle, mereka yang menganut aliran gothic, sebagaimana dilaporkan sama www.gothicsubculture.com, sebuah situs yang meneliti dan memperdalam sub-kebudayaan gothic menyebutkan beberapa ciri yang bikin kita kaget.
Pertama, mereka punya kebiasaan menyakiti diri sendiri, kebanyakan dengan cara memotong atau mengiris bagian tubuh mereka sendiri. Tindakan ini bisa disebabkan beberapa faktor, yaitu;
1. Mereka melakukannya untuk menarik perhatian alias caper. Tindakan ini banyak dilakukan sama kalangan remaja dan biasanya dengan menggunakan silet. Tindakan ini mereka lakukan sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian dari kawan-kawannya.
2. Menghindari bunuh diri dengan mengganti rasa sakit fisik untuk rasa sakit lain yang nggak bisa mereka kendalikan. Tindakan ini juga simbol untuk mengingat rasa sakit di masa lalu yang telah dilaluinya. Memotong atau mengiris bagian tubuh sebagai hukuman sama diri sendiri juga termasuk pada ketegori ini.
3. Untuk mengonsentrasikan diri. Salah satu obsesi dan idealisme gerakan gothic adalah hidup abadi. Untuk mengonsentrasikan ini, mereka mencoba bersentuhan dengan kematian yang mereka yakini sebagai pintu menuju kehidupan abadi.
4. Alasan lain yang nggak disebutkan. Biasanya karena coba-coba atau tindakan imitasi.
Kedua, mereka punya ritual khusus yaitu dengan mengalirkan dan meminum darah. Hiiii…!!!
Meski berbeda dengan memotong bagian tubuh, motivasi mengucurkan dan meminum darah bisa sama. Perbedaan utama dari kebiasaan ini adalah bahwa fokus lebih bisa tercapai dengan meminum darah ketimbang memotong tubuh. Dalam sejarah, darah dipandang sebagai simbol paling kuat dalam sastra dan seni, menandakan kehidupan dan kematian sekaligus. Tindakan ini dilakukan dengan beberapa alasan, diantaranya:
1. Meniru vampire. Film dan kebudayaan pop lain pada masa lampau punya banyak cerita tentang vampire. Mereka adalah tokoh yang muncul dalam cerita-cerita tentang iblis dan setan yang takut sama salib, bawang putih dan air suci (dalam ajaran Kristiani). Daya tahan tubuh mereka juga lemah jika terkena sinar matahari. Asumsi ini lama-kelamaan berubah, vampire jadi sesuatu yang indah, abadi, muda, kuat, dan punya kebebasan. Vampire bukan lagi iblis pembunuh, tapi dijadikan simbol “apa yang diinginkan” manusia: ketidaktakutan, keabadian, kekuatan. Dengan keyakinan ini, mereka meniru kebiasaan vampire dengan mengadakan ritual meminum dan mengucurkan darah, yang mereka pahami sebagai tindakan menuju keabadian.
2. Rasa penasaran dan coba-coba. Beberapa dari mereka melakukan tindakan itu cuma pengen nyobain doang gimana rasanya, gimana darah itu memuncrat dan mengalir, kayak gimana, de-es-te.
3. Pengalaman erotis. Seks dipandang sebagai salah satu cara untuk berbagi dengan anggota lain dalam kelompok gothic. Buat sebagian orang, meminum darah bisa jadi merupakan bagian pengalaman berbagi kayak begini. Itulah sebabnya mereka melakukan ritual ini.
4. Fanatisme. Meminum atau mengucurkan darah memang bukan tindakan normal, sebab nggak semua orang melakukan itu. Namun, buat mereka yang fanatik sama kelompoknya, mereka bakal melakukan apapun, termasuk mengucurkan dan meminum darah, selama itu untuk kepentingan kelompoknya.
Semua ini makin menguatkan fakta kalo yang namanya gothic itu identik sama menyakiti diri sendiri. Jadi, nggak heran kalo ada teman kamu atau remaja lain yang “mencontek” gaya hidup semacam ini biasanya suka menyendiri, baik sengaja atau nggak, cenderung menyakiti diri sendiri, bersikap pemberontak, de-es-be.
Nah, tentang hal ini, ada info penting nih! Sebuah penelitian yang dilakukan beberapa peneliti Skotlandia mengungkap fakta kalo remaja yang mengadopsi gaya hidup gothic berpotensi lebih membahayakan diri sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri. Nah lho! Para peneliti menilai, gaya hidup gothic itu identik dengan pakaian warna gelap dan musik-musik introspektif. Dalam ekspresi musik, hampir mirip sama aliran punk.
“Meskipun nggak banyak remaja yang mengidentifikasi secara langsung sebagai anggota subkebudayaan gothic, angka percobaan bunuh diri dan tindakan-tindakan yang membahayakan diri sendiri dalam kelompok ini sangat tinggi,” begitu kata Robert Young, kepala penelitian yang dilakukan Glasgow University tersebut.
Tim peneliti Skotlandia itu menilai meski gothic adalah subgenre kebudayaan punk, tapi keduanya berbeda. Gothic lebih identik dengan estetika gelap dan kesan berbahaya. Marilyn Manson adalah salah satu figur yang banyak dipuja dan ditiru para penganut subkebudayaan gothic ini. Gaya hidup tersebut banyak menuai kecaman sebab dianggap identik sama kekerasan.
Riset para peneliti Glasgow University ini melibatkan 1.258 orang remaja berusia 11-19 tahun. Mereka ditanya tentang kekerasan terhadap diri sendiri dan keterkaitan mereka dengan berbagai kebudayaan remaja. Di Inggris, angka kekerasan terhadap diri sendiri di kalangan remaja mencapai 7-14%.
Penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal itu mengungkapkan bahwa 55% remaja yang punya hubungan sama subkebudayaan gothic melaporkan tindakan yang membahayakan diri sendiri. Masih ada lagi, sebanyak 47% dari remaja ini juga sempat melakukan percobaan bunuh diri. Walah-walah!
Bahkan, setelah disesuaikan sama faktor-faktor lain kayak penyalahgunaan alkohol dan depresi sebelum mereka menganut gaya hidup gothic, para penganut itu masih memiliki level tinggi upaya kekerasan sama diri sendiri dan percobaan bunuh diri. Artinya, mereka yang mengadopsi budaya kekerasan ala gothic ini biasanya punya masalah kepribadian.
“Kemungkinan penyebabnya adalah mereka meniru tingkah laku ikon atau kelompok gothic. Namun karena penelitian kami mengungkap lebih banyak upaya kekerasan terhadap diri sendiri sebelum, bukan setelah, remaja menjadi gothic, muncul indikasi remaja berkecenderungan membahayakan diri sendiri mudah tersedot kedalam subkebudayaan gothic,” tegas Young.
Intinya, para penganut subkebudayaan gothic biasanya adalah mereka yang punya masalah mental. Hal ini diperkuat sama Michael van Beinum, seorang psikiater remaja dan anak-anak yang punya anggapan bahwa subkebudayaan gothic mungkin menarik bagi remaja yang menderita masalah mental.
Hmmm... Bener gak ya..?? Kalau menurut kalian bagaimana..?? Silahkan menilai sendiri.. Karena artikel ini bukan berdasarkan bukan aq ngarang sendiri, tapi dikutip dari berbagai sumber.. Kalau menurut gw yang juga penggemar Gothic, kayaknya gak semua Gothess (pecinta Gothic) seperti yang disebutkan di atas dhe..